Humanity Above Religion
Tapi bagaimana jika ‘kemanusiaan’ mu ternyata mati dan menjadikan semua-mua hal seolah pantas untuk dijadikan candaan?
Sudah cukup lama saya mengamati bagaimana slogan ini menjadi cukup ampuh untuk dijadikan alasan agar kita bisa semena-mena dengan banyak hal. Pada awalnya mungkin mereka memang menyuarakan suara kita-kita yang muak dengan drama politik agama yang belakangan menjadi hal yang paling sering ramai di sosial media bahkan real life.
Tapi apakah mereka sekarang mewakili kita?
Pada satu titik awal kita gegap gempita, ada yang berani mendobrak batas-batas yang tidak berani kita terabas karena kungkungan sosial-kultural kita. Berani menyuarakan keresahan-keresahan kita yang melihat saudara-saudara kita disikat oleh ‘kekuataan’ yang sulit dilawan. Kita mendukung, kita bersorak-sorai, bahwa itu kebebasan berekspresi, kebebasan menyampaikan pendapat.
Selang waktu berlalu, mereka disikat massa. Benar. Kita—atau setidaknya saya—masih disisi yang sama, menaruh sedikit harap pada mereka.
Ternyata, keberpihakan banyak orang kepada mereka tidak membuat mereka menyuarakan suara dari orang-orang yang percaya pada mereka. Malah, semakin membuat mereka dititik dimana mereka tak lagi menjunjung ‘humanity’ atau kemanusiaan mereka—sesuatu yang menjadi slogan mereka, karena agama yang kelewat dipolitisir.
Saya tidak paham apakah memang tidak ada lagi candaan lain yang bisa mereka bawakan selain candaan tanpa empati—iya, candaan mereka kelewat batas. Atau memang, dari candaan non-humanity itu lah mereka mencari exposure.
Saya sudah merasa tidak cocok lagi dengan apa yang mereka suarakan, bahkan tidak hanya tidak cocok, saya merasa mereka tidak lagi pantas memakai slogan, “Humanity Above Religion”.
Tolonglah, tak usah bawa-bawa kemanusiaan jika naluri kemanusiaan kalian saja sudah pantas dipertanyakan.
Maka, kali ini pertanyaan saya akan mempertanyakan kebenaran statement seorang tech reviewer yang saya ikuti, “Apakah memang sekarang, ada mata uang baru bernama ‘Attention’ hingga kalian-atau bisa saya katakan kamu-rela mematikan kemanusiaan yang kalian punya demi perhatian dari banyak orang?”
Tinggalkan Balasan